Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahma-Nyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Kecepatan”. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… ii
BAB I Pendahuluan
Latar belakang……………………………………………………………………………… 1
BAB II Pembahasan
1. Pengertian Ketepatan…………………………………………………………………………… 2
2. Faktor-Faktor Yang
3. Mempengaruhi Ketepatan………………………………………………………...… 3
4. ProgramLatihan ……………………………………………………………………..5
5. Tes dan Pengukuran………………………………………………………………….6
BAB III Penutup
6. Kesimpulan …………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan yang pesat di bidang olahraga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pengalaman membuktikan bahwa untuk mencapai prestasi yang tinggi tidak cukup hanya dengan berlatih yang teratur, terukur dan terprogram, tetapi harus ditunjang dengan ilmu-ilmu penunjang lainnya. Untuk peningkatan prestasi olahraga sangat membutuhkan kondisi fisik yang prima, misalnya: kelentukan, kekuatan, koordinasi, ketepatan daya tahan dan kelincahan.
Seringkali ketepatan menjadi faktor penentu dalam cabang olahraga seperti nomor-nomor sprint, anggar, tinju dan beberapa cabang olahraga permainan. Karena kecepatan dalam banyak cabang merupakan komponen kondisi fisik yang esensial (Harsono, 1988: 216). Ketepatan dipengaruhi oleh waktu rekasi, sedangkan waktu reaksi tergantung pada proses rangsang indera atau syaraf pendengaran dan syaraf perintah. Misalnya seseorang sedang melakukan start dalam lari sprint, maka waktu reaksi itu adalah waktu mendengarkan aba-aba start sampai gerak pertama yang dilakukan (Sajoto, 1988 : 54-55).
Menurut Fox dan Mathews (1981) yang dikutip oleh Sodarno mengatakan bahwa kira-kira diperlukan waktu 6 detik untuk mencapai ketepatan maksimum dari mulai start diam. Untuk dapat mengalami kecepatan maksimum, seorang pelari hendaknya berlari minimal 50 yard. Sedangkan ketepatan ulangan latihan ketepatan baru dimulai lagi setelah keadaan pulih asal benar (Soedarno, SP, 1982 : 91).
Rumus masalah
• pengertian ketepatan
• faktor faktor yang mempengaruhi ketepatan
• prinsip prinsip melatih ketepatan
• metode melatih ketepatan
• tes dan pengukuran
Tujuan
• Mahasiswa dapat mengetahui pengertian ketepatan
• Mahasiswa dapat mengetahui faktor faktor ketepatan
• Mahasiswa dapat mengetahui prinsip prinsip melatih ketepatan
• Mahasiswa dapat mengetahui metode melatih ketepatan
• Mahasiswa dapat mengetahui tes dan pengukuran
Manfaat
• Mahasiswa dapat mengetahui pengertian ketepatan
• Mahasiswa dapat mengetahui faktor faktor ketepatan
• Mahasiswa dapat mengetahui prinsip prinsip melatih ketepatan
• Mahasiswa dapat mengetahui metode melatih ketepatan
• Mahasiswa dapat mengetahui tes dan pengukuran
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ketepatan
a) Pengertian
Ketepatan atau biasa disebut dengan accuracy adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengubah gerakan secepat-cepatnya sesuai dengan target atau mengarahkan gerakan ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Ketepatan hampir disamakan dengan kecepatan. Ketepatan merupakan salah satu komponen dasar biomotorik yang diperluka disetiap cabang olahraga. Baik aktivitas olahraga permainnan, perlombaan dan yang sebagainya dan juga diperlukan sebagai unsur dasar peningkatan prestasi olahragawan. Beberapa faktor yang menentukan baik tidaknya ketepatan yaitu :Koordinasi tinggi berarti memiliki ketepatan yang tinggi, kolerasinya positif,
Besar dan kecilnya sasaran atau luas dan sempitnya sasaran, Ketajaman indera dan pengaturan syaraf, Jauh dan dekatnya bidang sasaran, Penguasaan teknik yang benar akan mempunyai sumbangan baik terhadap ketepatan mengarahkan gerakan, Cepat atau lambatnya gerakan yang dilakukan, Feeling dari anak didik atau ketelitian, Kuat atau lemahnya suatu gerakan.
Ketepatan memiliki beberapa ciri-ciri seperti berikut :
• Harus ada target tertentu untuk sasaran gerak
• Kecermatan/ketelitian gerak dapat menonjol dalam gerak
• Waktu dan frekuensi gerak tertentu sesuai dengan peraturan
• Adanya suatu penilaian dalam target dan latihan mengarahkan gerakan secara teratur dan terarah.
b) Faktor yang mempengaruhi ketepatan
Faktor yang mempengaruhi ketepatan salah satunya adalah konsentrasi. Konsentrasi adalah pemikiran terhadap pelaksanaan suatu usaha setelah adanya kesiapan dan kematangan bertindak yang dilandasi oleh sifat-sifat kepribadian yang ideal. Dengan berkonsentrasi gerakan yang dihasilkan akan dilakukan secara cepat dan sesuai target,dan pengaruh lainnya yaitu usia, koordinasi, fleksibility, jenis kelamin.
c) Prinsip-prinsip melatih ketepatan
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet adalah penerapan prinsip-prinsip latihan dalam pelaksanaan program latihan. Agar prestasi dapat meningkat, latihan harus berpedoman pada teori dan prinsip latihan. Tanpa berpedoman pada teori dan prinsip latihan yang benar, latihan sering kali menjurus kemala praktek dan latihan yang tidak sistematis-metodis sehingga peningkatan pretasi sulit dicapai.
Prinsip-prinsip latihan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
• Prinsip pemanasan tubuh atau warming-up
Pemanasan tubuh penting dilakukan sebelum berlatih, bertujuan untuk mempersiapkan fungsi organ tubuh guna menghadapi kegiatan yang lebih berat dalam hal ini adalah penyesuaian terhadap latihan inti.
2
3
• Prinsip beban lebih atau overload principel
Sistem faaliah dalam tubuh pada umumnya mampu untuk menyesuaikan diri dengan beban kerja dan tantangan-tantangan yang lebih berat. Selama beban kerja yang
diterima masih dalam batas-batas kemampuan manusia untuk mengatasinya dan tidak terlalu berat, sehingga menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Jadi beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, namun realistis sesuai dengan kemampuan atlet serta harus dilakukan berulang kali dengan intensitas yang tinggi.
• Prinsip sistematis atau sistematic principel
Latihan yang benar adalah latihan yang dimulai dengan kegiatan yang mudah sampai kegiatan yang sulit, atau dari beban yang ringan sampai beban yang berat. Hal ini berkaitan dengan kesiapan fungsi faaliah tubuh yang membutuhkan penyesuaian terhadap beratnya beban yang diberikan dalam latihan. Dengan berlatih secara sistematis dan dilakukan berulang-ulang yang konstan, maka organisasi-organisasi sistem persyarafan dan fisiologis yang akan menjadi bertambah baik, gerakan yang semula sukar akan menjadi gerakan yang otomatis dan reflektif.
• Prinsip intensitas atau intencity principle
Perubahan fungsi fisiologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih melalui suatu program latihan yang intensif yang dilandaskan pada prinsip overload dimana secara progresif menambah beban kerja, jumlah pengulangan serta intensitas dari pengulangan tersebut.
• Prinsip pulih asal (recovery principle)
Dalam hal ini atlet perlu mengembalikan kondisinya dari kelelahan akibat latihan melalui istirahat.
• Prinsip variasi latihan
Latihan dalam jangka waktu yang lama sering menimbulkan kejenuhan bagi atlet, apalagi program latihan yang dilaksanakan bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, latihan harus dilaksanakan melalui berbagai macam variasi sehingga beban latihan terasa ringan dan menggembirakan.
• Prinsip perkembangan multilateral
• Prinsip ini menganjurkan agar anak usia dini jangan terlalu cepat dispesialisasikan pada satu cabang olahraga tertentu. Dalam hal ini sebaiknya anak diberikan kebebasan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas olahraga agar iya bisa mengembangkan dirinya secara multilateral baik dalam aspek fisik, mental maupun sosialnya.Prinsip individualisasi
• Agar latihan bisa menghasilkan yang terbaik, prinsip individualisasi harus senantiasa diterapkan dalam latihan. Artinya beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan adaptasi, potensi serta karakteristik spesifik dari atlet.Prinsip spesifik
Prinsip ini mengisyaratkan bahwa latihan ini harus spesifik, yaitu harus benar-benar melatih apa yang dilatih. Manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan terjadi manakal rangsangan tersebut mirib atau merupakan replikasi dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.
4
d) Metode Melatih Ketepatan
Cara - cara melatih ketepatan dalam olahraga sebagai berikut : Untuk olahraga voly, latihan dengan menggunakan metode sasaran tetap yaitu metode atau cara melatih ketepatan dengan menggunakan sasaran yang sama secara terus menerus dan tidak mengubah sasaran satu set dapat diselesaikan yang ditentukan oleh pelatih. Latihan ketepatan dalam permainan ini seperti latihan servis lompat, dengan metode sasaran berubah arah dengan menggunakan sasaran berubah-ubah dalam setiap satu setnya dengan sesuai keinginan pemain. (gunawan. 2012 : hal 98)
5
Program Latihan
Selama kegiatan Pelatda panahan, periodisasi latihan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Artinya, tahap persiapan umum maupun persiapan khusus di abaikan, sehingga periodisasi langsung diterapkan pada periode kompetisi. Pada periode dibagi menjadi dua tahapan, yaitu periodisasi pra kompetisi dan periodisasi kompetisi.
➢ Pra Kompetisi
Adapun materi latihan yang diberikan selama periode pra kompetisi, adalah sebagai berikut:
❖ Bentuk latihan sudah khusus pada pertandingan panahan baik dari sisi macam gerak teknik dan predominan energi yang digunakan. Artinya, sama dengan situasi pada periode kompetisi (kecuali pada intensitas dan volume latihan).
❖ b. Tujuan latihan pada periode awal kompetisi adalah bentuk aplikasi kemampuan tanding melalui simulasi dan uji coba, pemeliharaan kebugaran otot, dan kebugaran energi dengan latihan yang khusus panahan. Selama simulasi, pelatih memberikan umpan balik dan penekanan terhadap semua teknik dan taktik yang telah dilakukan.
❖ c. Sesi latihan disusun sesuai dengan situsi bertanding. Artinya, perbandingan antara waktu bermain dan istirahat harus sama dengan situasi sesungguhnya. Untuk itu, latihan lebih menekankan pada kemampuan psikologis pemanah.
❖ d. Bentuk latihan menggunakan drill teknik. Artinya, setiap teknik yang dilakukan harus memiliki target perolehan angka (nilai). Sebagai parameter , bila teknik yang dipakai selalu menghasilkan angka 9 dan 10, maka tingkat produktivitas teknik sudah tinggi.
❖ e. Sasaran kebugaran otot mengutamakan pada kekuatan dan daya tahan otot, sasaran untuk kebugaran energi adalah daya tahan paru-jantung dan keseimbangan.
❖ f. Menu latihan menggunakan bentuk sparing perorangan dan beregu serta drill teknik. Perbandingan antara waktu kerja dan istirahat harus sama seperti bertanding.
❖ 6 g. Kompetisi Umum
❖ Pada periode utama kondisi pemanah sudah mencapai puncak dan kesempurnaan baik fisik, teknik, dan taktik. Dengan demikian, secara fisik, teknik., taktik, dan mental pemanah sudah siap untuk bertanding. Tujuan latihan pada periode kompetisi adalah untuk menjaga agar pemanah tetap memiliki semangat juang yang tinggi, dan tetap pada kondisi puncak. Adapun materi latihan yang diberikan selama periode kompetisi utama, adalah sebagai berikut:
❖ Bentuk latihan untuk kebugaran otot dengan latihan push up, back-up, sit up dan latihan beban (weight training).
❖ Sasaran latihan kebugaran energi adalah daya tahan paru jantung dengan latihan lari.
6
TES DAN PENGUKURAN DALAM OLAHRAGA
A. PENGERTIAN TES DAN PENGUKURAN
Tes dan pengukuran dapat kita definisikan seperti berikut :
TES : Suatu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang seseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
PENGUKURAN : Suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya)
Jadi dapat kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk mengembangkan prestasi olehraga.”
Tes dan pengukuran dapat kita definisikan seperti berikut :
TES : Suatu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang seseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
PENGUKURAN : Suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya)
Jadi dapat kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk mengembangkan prestasi olehraga.”
JENIS TES DAN CARA PENGUKURANNYA
1.TES KEKUATAN OTOT LENGAN
• Nama : Tes Pengukuran Otot Lengan
• Jenis : Push-Up (Floor and Modified) dari Ismayati (2006:123)
• Alat/ fasilitas : matras/ lantai yang rata, blangko dan alat tulis
• Petugas : seorang pemandu tes, tiga orang penghitung gerakan, seorang pencatat skor.
• Pelaksanaan :
➢ - tes mengambil posisi tengkurap, tangan lurus membuka selebar bahu, berat badan di sangga lengan
➢ -turunkan badan sampai dada menyentuh matras/lantai kemudian di dorong kembali ke atas sampai posisi semula (1 hitungan)
➢ lakukan sebanyak mungkin tanpa di selingi istirahat dengan waktu 1 menit.
• Penilaian :
➢ hitunglah jumlah gerakan yang dapat di lakukan dengan benar tanpa istirahat
➢ gerakan tidak di hitung apabila:
1. dada tidak menyentuh lantai
2. pada saat mendorong ke atas lengan tidak lurus
3. badan tidak lurus (melengkung)
7
2. TES POWER OTOT LENGAN DAN BAHU
• tujuan
➢ untuk mengukur power otot lengan dan bahu (Barry L. Johnson dan Jack Nelson (1986: 135)
• alat/ fasilitas
➢ 1 bola medicine dengan berat (6 Pound), roll meter, kursi bendera kecil, formulir dan alat tulis)
• tester
➢ 1 orang timers, 1 orang pencatat hasil, 1 orang pengawas
• pelaksanaan
➢ sikap awal teste duduk di bangku dengan di ikat badannyadi belakang garis batas, gerakannya dengan mengerahkan sekuat tenaga yang ada. Teste berusaha melemparkan bola basket sejauh mungkin ke depan gerakan ini di lakukan sebanyak 3 kali.
• pencatat
➢ hasil yang di catat adalah jarak lemparan sejauh yang capai di ukur mulai dari garis batas sampai bekas jatuhnya bola.
3.TES LEMPAR TANGKAP BOLA TENIS
• Nama tes : tes lempar tangkap bola tenis (Kirkendall: 1987:412)
• Tujuan : mengukur koordinasi mata-tangan.
• Alat/ fasilitas :
➢ Bola tenis, kapur atau pita untuk membuat batas, sasaran berbentuk lingkaran terbuat dari kertas dengan garis tengah 30 cm, meteran dengan tingkat ketelitian 1 cm.
• Pelaksanaan
➢ Sasaran ditempatkan ditembok setinggi bahu peserta tes. Peserta berdiri dibelakang garis batas lemparan sejauh 2,5 meter. Peserta tes diberi kesempatan untuk melempar bola ke arah sasaran dan menangkap bola kembali sebanyak 10 kali ulangan, dengan menggunakan salah satu tangan. Peserta diberikan lagi kesempatan untuk melakukan lempar tangkap bola dengan menggunakan salah satu tangan dan ditangkap oleh tangan yang berbeda sebanyak 10 kali ulangan. Setiap peserta diberi kesempatan untuk melakukan percobaan.
• Skor
➢ Skor yang dihitung adalah lemparan yang sah, yaitu lemparan yang mengenai sasaran dan dapat ditangkap kembali, serta pada pelaksanaan lempar dan tangkap bola peserta tidak menginjak garis batas. Sebuah lemparan akan memperoleh skor 1 apabila lemparan tersebut mengenai sasaran dan dapat ditangkap kembali dengan benar. jumlah skor adalah keseluruhan hasil lempar tangkap bola dengan tangan yang. sama dan tangan berbeda.
8
4.TES KETEPATAN
• nama : tes persepsi kinestetik (Sudjarwo 1989: 195)
• tujuan : mengukur kemampuan kinestetik dalam menentukan posisi tertentu pada bidang horizontal
• alat/fasilitas : meteran, penutup mata, pensil
• pelaksanaan :
➢ di buat garis vertikal pada dinding setinggi mata rata-rata testi pada posisi duduk. Testi berkosentrasi pada garis lurus pada ujung ke ujung, kemudian mencoba sekali menunjuk ujung garis atas dan berpindah menunjuk ujung yang lainnya, setelah mencoba sekali tutut mata dan melakukan tes yang sebenarnya. Testi di minta menunjuk pada kedua titik tersebut testi melakukan 4 kali ulangan 2 kali titik sebelah kiri dan 2 kali titik sebelah kanan.
• penilaian : Penyimpangan dari titik yang di tentukan di ukur dalam (cm) sampai 0,5cm terdekat, nilainya yaitu 4 kali jumlah ulangan..
5.TES KESEIMBANGAN DINAMIS
• Nama tes : Dinamic Balance Tes. (Barry L. Johnson dan Javk Nelson 1985:242)
• Tujuan : Mengatur Keseimbangan Dinamis
• Alat/ Fasilitas : Stopwatch, Balok, Isolasi, Alat tulis, dan Blangko penilaian.
• Pelaksanaan :
➢ Teste berdiri dengan kaki kanan di atas tanda start, teste mulai meloncat dengan satu kaki dan mendarat dengan kaki yang sama pertahankan keseimbangan selama 5 detik, kemudian teste meloncat ke tanda yang ke dua dengan kaki kanan dan mendarat dengan kaki kiri yang sama pertahankan selama 5 detik, kerjakan sampai tanda berakhir.
• Skor
➢ Nilai 5 di berikan bila hasil mendarat pada satu tanda nilai 1 untuk setiap detik keberhasilan mempertahankan keseimbangan (MAX 5 DETIK UNTUK SETIAP TANDA).
➢ nilai 5 di berikan untuk tiap terjadi kesalahan pendarata atau tidak mampu mempertahankan keseimbangan.
➢ Kemungkinan nilai yang di capai 100.
9
Manfaat Ketepatan
Ketepatan ialah kemampuan seseorang untuk mengarahkan sesuatu gerak ke suatu sasaran dengan tujuannya. Menurut Sanjoto yang dikutip oleh Soleh (2007: 6), bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan. Menurut Poerwadarminto (1979: 1055), ketepatan dapat diartikan sebagai ketelitian atau kejutan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 59), ketepatan adalah kemampuan dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yangdiinginkan.
Jadi ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk menentukan dan mengubah arah bola dengan tepat dan cepat, pada waktu bola sedang bergerak tanpa kehilangan arah sehingga penempatan bola dan tujuan jatuhnya bola yang diharapkan. Sehingga kita mudah untuk menentukan target sasaran dalam servis atas bola voli dan bisa dengan mudah untuk mendapatkan point.
Jadi ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk menentukan dan mengubah arah bola dengan tepat dan cepat, pada waktu bola sedang bergerak tanpa kehilangan arah sehingga penempatan bola dan tujuan jatuhnya bola yang diharapkan. Sehingga kita mudah untuk menentukan target sasaran dalam servis atas bola voli dan bisa dengan mudah untuk mendapatkan point.
Tujuan Ketepatan
Latihan juga dapat mempengaruhi kemampuan ketepatan seseorang. Menurut Suharno HP (1992: 56), ciri-ciri latihan untuk ketepatan antara lain: “1) harus ada sasaran yang dituju gerakan tersebut, 2) kecermatan atau ketelitian dalam melakukan gerakan, 3) waktu pelaksanaan tertentu sesuai dengan peraturan, 4) adanya suatu evaluasi atau penilaian dalam latihan”. Jadi dalam latihan untuk meningkatkan ketepatan servis harus ada sasaran yang digunakan, dan disini sasaran yang digunakan adalah lapangan yang dibagi dengan garis dan di daerah yang dibagi tersebut diberi nilai atau skor untuk menilai kemampuan servis dari siswa. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 59), ketepatan adalah kemampuan dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan keinginan untuk memberikan arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan ketepatan servis atas dapat dilatih dengan cara-cara yang telah diutarakan diatas. Agar baik dalam menempatkan bola ke daerah lawan yang sulit dijangkau lawan atau pemain yang memiliki kemampuan servis yang lemah sehingga akan menghasilkan poin bagi regunya. Jadi ketepatan sangat besar pengaruhnya untuk memperoleh poin dengan menentukan target sasarannya. Karena ketepatan melempar adalah kemampuan seseorang melakukan lemparan menuju sasaran yang dilihat dan mengenai sasaran tersebut pada jarak lempar tertentu.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan ketepatan servis atas dapat dilatih dengan cara-cara yang telah diutarakan diatas. Agar baik dalam menempatkan bola ke daerah lawan yang sulit dijangkau lawan atau pemain yang memiliki kemampuan servis yang lemah sehingga akan menghasilkan poin bagi regunya. Jadi ketepatan sangat besar pengaruhnya untuk memperoleh poin dengan menentukan target sasarannya. Karena ketepatan melempar adalah kemampuan seseorang melakukan lemparan menuju sasaran yang dilihat dan mengenai sasaran tersebut pada jarak lempar tertentu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
• Ketepatan atau biasa disebut dengan accuracy adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengubah gerakan secepat-cepatnya sesuai dengan target atau mengarahkan gerakan ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Ketepatan hampir disamakan dengan kecepatan. Ketepatan merupakan salah satu komponen dasar biomotorik yang diperluka disetiap cabang olahraga
• Faktor yang mempengaruhi ketepatan salah satunya adalah konsentrasi. Konsentrasi adalah pemikiran terhadap pelaksanaan suatu usaha setelah adanya kesiapan dan kematangan bertindak yang dilandasi oleh sifat-sifat kepribadian yang ideal.
• Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet adalah penerapan prinsip-prinsip latihan dalam pelaksanaan program latihan. Agar prestasi dapat meningkat, latihan harus berpedoman pada teori dan prinsip latihan
• Cara - cara melatih ketepatan dalam olahraga sebagai berikut : Untuk olahraga voly, latihan dengan menggunakan metode sasaran tetap yaitu metode atau cara melatih ketepatan dengan menggunakan sasaran yang sama secara terus menerus dan tidak mengubah sasaran satu set dapat diselesaikan yang ditentukan oleh pelatih. Latihan ketepatan dalam permainan ini seperti latihan servis lompat, dengan metode sasaran berubah arah dengan menggunakan sasaran berubah-ubah dalam setiap satu setnya dengan sesuai keinginan pemain. (gunawan. 2012 : hal 98)
SARAN
Sebagai seorang mahasiswa olahraga, perlu sekali mempelajari dan memahami tentang ketetpatan karena seorang mahasiswa olaragah itu selalu dibebankan dan berkelut dengan ilmu-ilmu olahraga.
10
DAFTAR PUSTAKA
Suharno, H. P. 1981. Metodik Melatih Permainan Bolavoli. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Soleh Hartadi. 2007. Kontribusi Kekuatan Otot Lengan dan Koordinasi Mata Tangan dengan Ketepatan Servis Atlet Bolavoli Yunior di Klub Bolavoli Yuso Yogyakarta. Skripsi.
Sukadiyanto. (2002). Teori Dan Metodologi Melatih Fisik Tenis.Yogyakarta: FIK UNY.
Sajoto.1988.Penguatan dan Pembinaan Kondisi Fisik. Semarang: IKIP Semarang.
Poerwodarminto. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nossek, J. (1982). General Theory of Training. National Institut For Sports, Pan African Press Ltd, Lagos.
Soleh Hartadi. 2007. Kontribusi Kekuatan Otot Lengan dan Koordinasi Mata Tangan dengan Ketepatan Servis Atlet Bolavoli Yunior di Klub Bolavoli Yuso Yogyakarta. Skripsi.
Sukadiyanto. (2002). Teori Dan Metodologi Melatih Fisik Tenis.Yogyakarta: FIK UNY.
Sajoto.1988.Penguatan dan Pembinaan Kondisi Fisik. Semarang: IKIP Semarang.
Poerwodarminto. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nossek, J. (1982). General Theory of Training. National Institut For Sports, Pan African Press Ltd, Lagos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar